Bermalam di Pedalaman Intu Lingau, Bupati Yapan: Dulu Hanya Harapan, Sekarang Ada Kenyataan

Bupati Kutai Barat FX.Yapan berbicara soal kunjungannya ke kampung pedalaman Intu Lingau kecamatan Nyuatan, Kamis (17/10/2024). Foto: IKN News/Andrew/TD.

IKN News, Kutai Barat – Bupati Kutai Barat FX. Yapan kembali melakukan kunjungan kerja sekaligus bermalam di Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, sejak Rabu sore hingga Kamis (17/10/2024).

Ini menjadi kali kedua Yapan bermalam di kampung pedalaman yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut. Kunjungan sebelumnya terjadi pada tahun 2019, saat Yapan dan sejumlah pejabat berkunjung untuk memantau proyek serta menutup turnamen bola voli antar kampung.

Pada kunjungan tahun 2019 silam, jalan menuju Intu Lingau sebagian besar masih berupa jalan tanah, dan jembatan-jembatan masih terbuat dari kayu, yang menjadi keluhan rutin warga setempat. Namun kini, Yapan datang dengan membawa kenyataan dan harapan baru setelah akses jalan menuju Intu Lingau diperbaiki, dengan panjang total sekitar 36 kilometer kini sudah mulus

Bacaan Lainnya

Kunjungan ini juga bukan sekadar agenda peresmian infrastruktur, tetapi juga momen perpisahan bagi Yapan, yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati pada awal 2025. Dalam kunjungan ini, ia meresmikan jalan poros dan jembatan Lakan Bilem-Intu Lingau, serta sejumlah proyek lainnya yang menjadi prioritas pembangunan.

Tak hanya itu, Yapan juga menghadiri pengukuhan anggota Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) se-Kecamatan Nyuatan.

“Ini mungkin kunjungan kerja terakhir saya sebagai bupati. Saya ingin berpamitan sekaligus meresmikan proyek-proyek yang telah kita bangun selama ini,” ujar Yapan, didampingi Sekretaris Daerah Ayonius dan sejumlah pejabat daerah lainnya.

Kehadiran Yapan di Intu Lingau disambut dengan antusias oleh masyarakat. Mereka mengggap, bupati Yapan sebagai orang tua dan pembawa perubahan.

“Saya merasa senang sekaligus terharu karena akhirnya warga di sini bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Saya tahu betul apa yang dirasakan masyarakat Lingau terutama kesulitan akses, makanya kami fokus bangun jalan dan jembatan” ungkap Yapan.

“Semoga kemarin ada harapan, hari ini adalah kenyataan. Siang dikenang, malam jadi impian,” tambahnya penuh haru.

Yapan mengakui bahwa fokus pembangunan dari pinggiran adalah keharusan selama delapan tahun kepemimpinannya. Intu Lingau, yang sebelumnya terisolasi dengan kondisi jalan yang buruk, kini telah memiliki akses jalan dan jembatan yang mulus.

“Saya merasa sangat terharu karena warga kita di sini akhirnya bisa menikmati pembangunan seperti di daerah lainnya. Tentu ini menjadi warisan bagi masyarakat di sini,” kata bupati dua periode itu.

Dia menilai, jalan dan jembatan yang dibangun tidak hanya memudahkan akses, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Intu Lingau, yang terkenal dengan lahan suburnya, kini dapat mengembangkan potensi pertanian dan perkebunan, terutama hasil buah-buahan seperti durian.

Yapan bercerita bahwa sebelumnya hasil panen warga sering rusak di tengah jalan karena sulitnya akses, terutama saat musim hujan.

“Sekarang, pembeli datang langsung ke Lingau. Saat musim durian, ratusan mobil masuk, dan perputaran uang luar biasa. Ekonomi masyarakat benar-benar terangkat,” ujar mantan Ketua DPRD Kubar ini.

Warga Kampung Intu Lingau menyambut sukacita perubahan yang mereka rasakan berkat pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan FX. Yapan.

“Kami baru merasakan pembangunan yang nyata di zaman Pak Yapan. Dulu, ke ibu kota bisa seharian, sekarang sudah lancar, hanya satu jam lebih sudah sampai. Terima kasih, Pak Bupati,” ujar Erni, salah satu warga setempat.

Kepala Kampung Intu Lingau, Abet Nego, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya.

“Dulu, potensi desa kami sulit berkembang karena akses jalan yang buruk. Sekarang, berkat jalan yang bagus, bahkan ada 40 warga yang bisa membeli mobil. Ekonomi masyarakat sangat lancar karena kami di sini penghasil sayuran dan buah-buahan. Beberapa warga sudah bisa menghasilkan hingga 800 juta setahun dari panen durian,” jelasnya dengan bangga.

Meski demikian, Abet Nego menambahkan bahwa satu-satunya kendala yang tersisa adalah jaringan telekomunikasi. “Saat ini, yang jadi masalah hanya komunikasi. Tapi untuk fasilitas dasar lainnya, sudah lengkap. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati atas semua yang telah dibangun di kampung Intu Lingau ini,” tuturnya.

Abet mengaku kunjungan kerja ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan Yapan bukan hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi juga meninggalkan warisan berupa harapan dan perubahan nyata bagi masyarakat pedalaman yang selama ini terisolasi.

Lantaran selama masa jabatannya, Yapan telah membangun jalan sepanjang 39 kilometer, dengan lima jembatan serta 15 culvert box. Pembangunan infrastruktur ini menelan dana sekitar Rp 158 miliar.

“Jalan bagus yang dulu hanya harapan tapi sekarang menjadi kenyataan, semoga apa yang beliau wariskan memberi manfaat positif bagi kita semua,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar