IKN News, Balikpapan – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Dr. Yulianus Henock Sumual, S.H., M.Si., menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Kebangsaan ke-VI pada Senin, 25 November 2024.
Acara yang bertempat di Gema Kasih Centre, Balikpapan Utara, ini mengusung tema “Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan di Tengah Keberagaman Suku, Ras, dan Agama”.
Sosialisasi ini dihadiri 150 peserta yang terdiri dari tokoh agama, perwakilan aras gereja, dan masyarakat setempat.
Sebagai narasumber utama, Dr. Yulianus Henock didampingi oleh Pdt. Yusak Bassay, M.Th., untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pembukaannya, Dr. Yulianus menegaskan bahwa empat pilar kebangsaan merupakan warisan berharga yang harus terus dijaga.
“Empat pilar kebangsaan ini adalah fondasi yang mempersatukan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Keberagaman kita bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang harus dijaga agar Indonesia tetap utuh,” ujarnya.
Pdt. Yusak Bassay, dalam paparannya, menekankan pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
“Dalam bingkai NKRI, semua orang memiliki hak yang sama. Perbedaan agama, suku, atau ras seharusnya menjadi modal sosial untuk membangun bangsa, bukan pemicu konflik. Kebebasan beragama yang dijamin UUD 1945 harus ditegakkan tanpa diskriminasi,” jelasnya.
Dalam diskusi Interaktif, para peserta antusias mengajukan pertanyaan, terutama terkait intoleransi dan tantangan dalam menerapkan nilai-nilai kebangsaan. Salah satu peserta menanyakan cara mencegah tindakan intoleransi, seperti penolakan terhadap pendirian rumah ibadah.
Dr. Yulianus menanggapi bahwa toleransi harus terus diperjuangkan melalui sosialisasi nilai-nilai Pancasila dan penguatan hukum.
“Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk beribadah. Jika terjadi penolakan, kita harus kembali pada aturan hukum dan memperkuat rasa persatuan sebagai bangsa,” jawabnya.
Pdt. Yusak menambahkan bahwa generasi muda perlu dibekali karakter pancasilais agar dapat menghadapi tantangan intoleransi.
“Generasi milenial harus memiliki jiwa nasionalisme yang kokoh, mencintai tanah air, dan memahami empat pilar kebangsaan. Ini adalah modal untuk menciptakan Indonesia yang harmonis,” katanya.
Adapun kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persatuan di tengah keberagaman.
3. Membangun karakter generasi muda yang mencintai tanah air dan menolak intoleransi.
Mengakhiri diskusi, Dr. Yulianus berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah nyata dalam membangun masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa.
“Saya berharap sosialisasi ini memberikan manfaat besar, terutama dalam memperkuat persatuan bangsa. Mari kita jadikan empat pilar kebangsaan sebagai pegangan hidup dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
Kris/Red