IKN News, Kutai Barat – Jalan mulus kini menghubungkan Kecamatan Linggang Bigung, Kampung Lakan Bilem, hingga ke Intu Lingau di Kecamatan Nyuatan kabupaten Kutai Barat. Jalan sepanjang 39 kilometer, yang terdiri dari aspal dan rigit beton, telah sukses mengatasi isolasi desa-desa di pedalaman.
Pembangunan jalan ini adalah buah dari komitmen Bupati Kutai Barat, FX Yapan, yang sejak 2016 bekerja keras membuka keterisolasian wilayah. Jembatan yang dulu beralas kayu kini telah berdiri kokoh sebagai jembatan beton, menghubungkan kampung-kampung terpencil dengan pusat Kabupaten.
Yapan juga menyempatkan diri untuk meresmikan Jembatan Sei Namuk di Kampung Lakan Bilem, menandai berakhirnya pembangunan infrastruktur jalan di masa kepemimpinannya.
“Hari ini kita resmikan jembatan yang terakhir, dibangun pada tahun 2023,” ujar Yapan saat meresmikan jembatan kelima yang dibangun sejak awal masa jabatannya. Jembatan ini melengkapi jalan poros dari Linggang Bigung hingga Intu Lingau yang kini sudah tuntas.
Bagi Yapan, jalan dan jembatan bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga penghubung kehidupan yang membuka peluang baru bagi warga. Intu Lingau yang terkenal dengan tanahnya yang subur dan penghasil durian kini tidak lagi terisolasi. Jalan yang mulus memudahkan warga untuk mengirim hasil panen mereka ke pasar.
“Kalau dulu hasil panen sering rusak di jalan, sekarang ratusan mobil datang langsung ke Lingau. Perputaran ekonomi luar biasa saat musim durian,” jelas Yapan saat meresmikan jembatan Sei Namuk di Lakan Bilem, Rabu (16/10/2024).
Fokus pembangunan dari pinggiran bukan tanpa alasan. Yapan percaya bahwa pembangunan dari pusat ke pinggiran selama ini membuat masyarakat di daerah terpencil terabaikan. “Kita mulai dari yang lebih penting. Infrastruktur jalan ini harus selesai dulu, karena tanpa akses, program lain tidak akan berjalan,” tegasnya.
Selain kemudahan akses, dampak dari pembangunan jalan ini juga meluas ke sektor lain seperti listrik dan air bersih. “Sekarang listrik sudah menyala 24 jam, dan air bersih sudah tersedia,” tambah Yapan.
Keberhasilan pembangunan ini menjadi bukti nyata kepemimpinan Yapan dalam memprioritaskan infrastruktur di wilayah pinggiran. Jalan yang dibangun kini mencapai lebih dari 700 kilometer, dengan jembatan sepanjang 1.263 meter, yang tersebar di 194 desa di Kutai Barat.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUR Kutai Barat, Yohanes Sau, mengungkapkan bahwa proyek ini mencakup tidak hanya pembangunan jalan dan jembatan, tetapi juga 15 gorong-gorong untuk memperlancar aliran air di sepanjang jalur tersebut.
Bagi warga setempat, perubahan ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Hermanika, seorang warga Lakan Bilem, membagikan pengalamannya. Ia mengingat masa-masa sulit ketika akses jalan buruk sering membuat warga kesulitan mendapatkan perawatan medis. Kini, segalanya telah berubah. “Dulu orang sakit bahkan bisa meninggal di jalan karena sulitnya akses. Sekarang semua jadi lebih mudah,” ujarnya.
Hermanika berharap, siapapun pemimpin yang menggantikan Yapan, dapat melanjutkan jejak pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.
“Harapan kami, pemimpin yang akan datang bisa membawa masa depan yang lebih baik lagi,” ucap Herman penuh harapan.