IKN News, Kutai Barat – Puluhan warga di kecamatan Nyuatan kabupaten Kutai Barat kini benar-benar merasakan dampak positif dari pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya memperbaiki aksesibilitas, tetapi juga membuka peluang besar bagi kesejahteraan warga.
Bagi penduduk di kampung-kampung pedalaman, kemudahan jalan dan hasil bumi kini menjadi pendorong perubahan hidup. Salah satunya adalah hasil durian lokal, yang terkenal karena kelezatan dan aromanya yang khas, kini semakin mudah dijual berkat jalan-jalan yang baru dibangun dan diperbaiki.
Perubahan itu sangat terasa bagi Rahmat, seorang petani durian dari kampung Intu Lingau. Selama bertahun-tahun, Rahmat dan petani lainnya kesulitan menjual hasil kebun mereka karena kondisi jalan yang rusak dan sulit dilalui, terutama di musim hujan.
“Dulu, kami harus menempuh perjalanan berjam-jam melewati jalan tanah yang berlumpur hanya untuk mencapai desa terdekat. Kalau ke kabupaten bisa berhari-hari. Banyak durian yang rusak di jalan, dan akhirnya tidak laku dijual,” kenang Rahmat, saat memperbaiki mobilnya di Barong Tongkok, Kamis (7/11/2024).
Dia mengaku, dengan adanya jalan yang lancar, hasil panen petani dapat dengan cepat mencapai pasar di ibu kota. Bahkan berkat durian, Rahmat bisa membeli mobil pick up.
“Alhamdulilah pas panen durian tahun kemaren langsung beli mobil,” katanya dengan bangga.
Berkat durian yang kini bisa sampai di tangan konsumen dalam keadaan segar, harga jual pun meningkat. Penghasilan petani dari panen durian kini naik hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami sekarang bisa menabung dan menyekolahkan anak-anak. Jalan yang bagus membuat kita jauh lebih baik,” tambah Rahmat, yang tahun lalu berhasil menjual lebih dari 1000 buah durian dengan keuntungan yang mengesankan.
Dengan adanya jalan yang lebih baik, bukan hanya durian, tetapi juga hasil tani lainnya seperti karet, dan sayur-mayur kini dapat dipasarkan ke kota lebih cepat dan efisien. Para petani pun bisa memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas di Samarinda dan Balikpapan.
“Di kampung Intu Lingau ini, sekitar 40 orang sudah punya mobil. Artinya perputaran uang sangat baik, apalagi musim durian. Bahkan sekarang pembeli dari Balikpapan, samarinda itu datang langsung ke sini,” tambah kepala kampung Intu Lingau Abet Nego.
Infrastruktur yang baik juga membawa manfaat jangka panjang bagi kampung-kampung di Kutai Barat. Jalan yang mudah diakses kini menarik minat para pedagang luar untuk langsung membeli ke kampung-kampung, sehingga petani tidak perlu repot mengangkut hasil panen ke kota. Desa-desa yang dulunya tertinggal kini mulai dilirik sebagai tempat berkembangnya ekonomi lokal.
“Kami di sini adalah penghasil buah-buahan dan sayuran. Setiap hari para petani bisa panen puluhan ton, dan hasilnya bisa langsung dijual atau diambil sendiri para tengkulak ke kampung,” ujarnya.
Tidak hanya itu, akses jalan yang lebih baik membuat biaya transportasi menurun, dan ini secara langsung meningkatkan margin keuntungan petani.“
Hasil pertanian dan Durian dari Kutai Barat kini dikenal luas hingga ke luar daerah, dan warga kampung pedalaman pun merasa bangga dengan apa yang mereka hasilkan.
Bagi mereka, durian bukan sekadar buah musiman tetapi anugerah menuju kesejahteraan. Dengan dukungan infrastruktur dan semangat bekerja, penduduk pedalaman Kutai Barat ini membuktikan bahwa jalan yang bagus memang mampu mengubah nasib, membawa harapan dan masa depan yang lebih cerah.
Sementara itu bupati Kubar FX.Yapan mengapresiasi semangat juang warga Intu Lingau dan sekitarnya yang giat berusaha hingga bisa sukses. “Inilah bukti bahwa dengan infrastruktur yang baik maka akan memudahkan akses sekaligus menekan biaya transportasi yang pada akhirnya meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutur Yapan saat melakukan kunjungan kerja di kampung Intu Lingau, 17 Oktober 2024.
Yapan mengaku dulu akses jalan sangat buruk dan banyak wilayah terisolasi. Namun kini, wajah desa ini telah berubah drastis. Jalan poros dan jembatan yang dulu hanya dipalang kayu bulat, kini berdiri kokoh, menghubungkan Intu Lingau dengan pusat-pusat aktivitas ekonomi.
“Saya tahu betul apa yang dirasakan masyarakat Lingau ini. Saat musim panas saja mereka sulit ke luar, apalagi musim hujan. Hasil panen mereka banyak busuk percuma. Tapi sekarang pembeli datang langsung ke sini,” katanya.
“Saya merasa bangga dan terharu karena akhirnya warga di sini bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Dulu mungkin hanya harapan tapi hari ini ada kenyataan. Siang dikenang, malam jadi impian,” pungkasnya.
Adapun jalan yang dibangun Pemkab Kubar di kecamatan Nyuatan sepanjang 81,57 Km serta 7 buah jembatan. Penanganan Ruas Jalan Poros Lakan Bilem – Intu Lingau jadi yang terpanjang dengan total 38,91 km
Adv-Fiskominfo-Kbr/Andrew