Bebas dari Kegelapan, Warga Damai Kini Menikmati Listrik 24 Jam

foto: Bupati Kutai Barat FX. Yapsn saat diwawancarai awak media usa meresmikan listrik 24 jam untuk 11 kampung di kecamatan Danai dan kecamatan Ntuaran. Senin. 30/9/24.

IKNNews, Kutai Barat – Warga Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), provinsi Kalimantan Timur yang puluhan tahun hidup dalam kegelapan akhirnya bisa menikmati listrik PLN 24 jam. Termasuk Kampung Besiq, tanah kelahiran Bupati Kubar FX. Yapan.

Kecamatan Damai jadi magnet perekonomian karena dikelilingi perusahaan kelapa sawit dan batu bara.

Namun pemandangannya kontras saat malam hari. Kamp-kamp perusahaan sangat terang, sedangkan kampung-kampung di sekitarnya berjuang melawan kegelapan. Diantaranya Kampung Besiq, Bermai, Muara Niliq, Mantar, Muara Nyahing, Lumpat Dahuq, Kelian, Muara Tokong, dan Muara Bomboi.

Sembilan kampung ini hanya mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibeli mandiri atau dibantu pemerintah. Namun tidak semua rumah mendapat bantuan.
Bagi keluarga mampu, mereka membeli generator set (genset), meski harus mengeluarkan biaya bahan bakar yang tidak sedikit tiap malam.
Namun, hari-hari kegelapan itu akhirnya berlalu.

“Hari ini saya baru merasa merdeka dari kegelapan selama puluhan tahun, bahkan sejak saya lahir. Listrik yang mungkin barang langka bagi kami akhirnya bisa kami nikmati,” ucap Rudi, warga Damai, saat mengikuti acara peresmian penyalaan listrik 24 jam di 11 kampung untuk Kecamatan Damai dan Nyuatan di Kampung Besiq, Senin (30/9/2024).

Cahaya harapan yang menyala terang di pelosok kabupaten Kutai Barat ini juga disambut dengan penuh syukur oleh Kristila, warga kampung Besiq.

“Sangat senang sekali karena listrik akhirnya bisa masuk ke desa kami. Selama ini kami harap tenaga surya tapi sangat terbatas apalagi dengan cuaca tak menentu. Jadi dengan adanya PLN ini kami sangat senang dan bersyukur, tidak seperti dulu lagi yang hidup dalam kegelapan,” katanya.

Foto: Abdi, guru di SD 014 Damai (kuri), Kristila, warga kampung Besiq (kanan)

Abdi, guru di SD 014 Damai, merasa bersyukur pemerintah dan PLN akhirnya membangun jaringan listrik ke desa mereka. Pasalnya selama puluhan tahun, fasilitas penerangan sekolah hanya mengandalkan genset.

“Terima kasih pak bupati sudah mendengar aspirasi warga Besiq termasuk kami dari pihak sekolah. Ini sejarah bagi warga sini karena untuk pertama kalinya kami bisa menikmati listrik 24 jam,” ungkapnya.

Kepala Kampung Muara Nilik, Tarsisius, mengatakan pemerintah desa sudah berupaya mengadakan PLTS menggunakan dana desa untuk 90 rumah tangga, namun hanya bisa digunakan malam hari dan terbatas pada penerangan.

“Itupun hanya untuk penerangan lampu, kalau mau menggunakan alat Listrik untuk masak, cuci, kulkas atau pekerjaan lain itu tidak bisa,” ucapnya.
Senada disampaikan kepala kampung Muara Nyahing Rizal Romi

.“Kami hanya pakai tenaga surya selama beberapa tahun terakhir. Makanya masyarakat kami sekitar 89 rumah sangat antusias memasang listrik, walaupun belum nyala semua tapi mereka sudah daftar untuk intalasi baru,” tutur Rizal.

Sinar terang yang mulai menyala di sudut-sudut kampung di kecamatan Damai ini tak lepas dari upaya Pemkab Kubar yang terus melakukan berbagai upaya agar listrik bisa masuk hingga pelosok desa.

Bupati Kubar FX. Yapan, bersama Wakil Bupati Edyanto Arkan dan perwakilan PT PLN, menandai era baru itu dengan memberikan bukti nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat sekaligus mewujudkan keadilan energi hingga ke pelosok negeri.

“Hari ini, kita menyalakan lebih dari sekadar lampu. Kita menyalakan harapan, mimpi, dan masa depan yang lebih cerah bagi saudara-saudara kita di pelosok Kutai Barat. Tentu tidak mudah membangun jaringan listrik karena kesulitan infrastruktur jalan. Makanya saya prioritaskan bangun jalan dulu, karena kalau jalan bagus program lain pasti mudah masuk ke kampung-kampung, termasuk listrik,” ujar Yapan usai peresmian Listrik.

Yapan mengatakan, pemasangan listrik ini bukan sekedar penerangan, tapi juga tentang pemberdayaan. Karena itu Bupati Yapan berharap masyarakat memanfaatkan listrik untuk usaha produktif.

“Dengan listrik ini, saya mengajak seluruh warga Kubar untuk bangkit. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk membangun usaha, meningkatkan produksi pertanian. Karena kita dekat IKN,” ajak Yapan.

Dengan tambahan 11 kampung yang kini menikmati aliran listrik, maka jumlah desa berlistrik di Kutai Barat meningkat dari 76,88 persen menjadi 82,99 persen. Dari total 190 desa, kini tinggal 30 desa yang belum tersentuh listrik.

General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kaltimra, Agung Murdifi, menegaskan bahwa proyek elektrifikasi ini adalah buah manis dari kolaborasi antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat.
“Kami membangun 61 jaringan tegangan menengah dan 24 trafo dengan anggaran Rp 45,5 miliar, pembangunan ini juga dibantu pemerintah, oleh karena itu kami sangat mengapresiasi kerja sama luar biasa ini,” tuturnya.

PLN menargetkan tahun 2027 semua desa di Kutai Barat sudah teraliri listrik negara. Setiap lampu yang menyala di pelosok Kubar adalah simbol harapan, bukti bahwa pembangunan yang merata bukan hanya slogan, tapi kenyataan yang bisa diwujudkan.

(Andrew: Adv – Diskominfo/Kbr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *