IKN News, Kutai Barat – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Abdul Rahman Agus, menggelar sosialisasi mengenai Rencana Induk Pariwisata Kaltim di Kampung Linggang Purwodadi, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Jumat (7/2/2025) malam.
Sosialisasi ini dilaksanakan bersama pemerintah daerah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dan pelaku pariwisata, seperti Dinas Pariwisata Kubar serta DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim.
Tujuan utama acara ini adalah untuk memperkenalkan serta membahas lebih lanjut Rencana Induk Pariwisata yang akan menjadi pedoman dalam mengembangkan sektor pariwisata di Kaltim, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2022 tentang RIPP Kaltim 2022-2037.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rahman Agus menjelaskan bahwa Perda Rencana Induk Pariwisata Kaltim akan menjadi panduan bagi pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, serta masyarakat dalam mengoptimalkan potensi pariwisata di Kaltim. Rencana induk ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hingga promosi pariwisata.
“Pariwisata sangat penting, karena sektor ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kutai Barat. Sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari Dapil V (Kutai Barat dan Mahakam Ulu), saya sangat mendukung pelestarian pariwisata di Kutai Barat,” ujar Haji Agus, sapaan akrabnya.
Agus juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengembangkan pariwisata daerah. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan berpartisipasi aktif dalam menjadikan Kaltim sebagai destinasi wisata unggul dan berdaya saing.
“Saya berharap pariwisata di Kaltim ke depannya bisa lebih maju. Yang terpenting, kita harus melestarikan semua potensi yang kita miliki agar bisa berkembang dengan baik,” katanya.
Politisi Partai Amanat Nasional ini menambahkan, potensi wisata di Kubar sangat beragam, seperti wisata alam, budaya, religi, hingga wisata buatan. Untuk itu, diperlukan inovasi serta promosi yang gencar agar potensi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dinas Pariwisata perlu lebih giat mempromosikan ke luar daerah agar wisatawan asing maupun lokal tertarik mengunjungi Kutai Barat. Dengan pelestarian, promosi, dan pengembangan yang maksimal, saya yakin dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pemasukan daerah,” tuturnya.
Agus optimis dengan adanya sosialisasi ini, Rencana Induk Pariwisata Kaltim dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh semua pihak terkait, sehingga dapat berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kaltim.
Kepala Dinas Pariwisata Kubar, Yuyun Diah Setiorini, yang menyampaikan materi tentang Pariwisata di Bumi Tanaa Purai Ngeriman (julukan Kubar), menekankan pentingnya berbagai unsur dalam pengembangan potensi wisata.
Menurut Yuyun, pariwisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga pengalaman dan kenangan yang ingin membuat orang kembali.
“Unsur-unsur yang perlu diperhatikan antara lain objek wisata, usaha pariwisata, wisatawan, dan event organizer. Usaha pariwisata mencakup akomodasi, transportasi, restoran, souvenir, dan informasi pariwisata,” jelas Yuyun dalam acara yang digelar di BPU Linggang Purwodadi.
Yuyun menambahkan, daya tarik, tradisi, atraksi, serta kelembagaan yang kuat sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Ia mencontohkan, di Kutai Barat terdapat wisata buatan seperti prototipe Lamin yang mewakili enam etnis di daerah tersebut, yang dapat ditemukan di Taman Budaya Sendawar, lengkap dengan atraksi tarian Hudok, tarian khas Kutai Barat.
Selain itu terdapat sekitar 170 objek wisata yang terdata di Kubar, terdiri dari 97 wisata alam, 17 wisata buatan, 47 wisata budaya, 5 wisata religi, dan 14 wisata sejarah.
“Dengan adanya destinasi wisata, akan muncul peluang usaha baru yang berdampak positif pada peningkatan PAD dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Yuyun.
Sementara itu, Ketua DPD HPI Kaltim, Awang Jumri, dalam materi yang disampaikan, mengungkapkan pentingnya enam pilar (6A) dalam pengembangan destinasi wisata. Yaitu Attraction (atraksi), Accessibilities (aksesibilitas), Amenities (fasilitas), Accommodation (akomodasi), Activity (aktivitas), dan Ancillary (kelembagaan).
“Jika ingin pariwisata maju, semua pilar ini harus terpenuhi, mulai dari atraksi yang menarik hingga aksesibilitas dan fasilitas yang memadai,” kata Awang.
Ia juga mengingatkan pentingnya empat pilar promosi (4P) dalam mendukung ekosistem pariwisata. Diantaranya Product (produk), Price (harga), Place (daya tarik), dan Promotion (promosi).
“Jika kita tidak mengerti promosi, orang luar tidak akan tahu tentang keunggulan yang kita miliki,” ungkapnya.
Kepala Kampung Linggang Purwodadi, beserta warga setempat, menyambut positif sosialisasi ini. Pasalnya kampung yang merupakan daerah transmigrasi ini sedang mempersiapkan wisata buatan berupa agrowisata.
“Tentu dengan sosialisasi ini semakin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi dan strategi pengelolaan pariwisata di desa kami. Harapan kami, agrowisata yang akan kami bangun ke depan bisa memberi dampak positif kepada masyarakat kami,” pungkasnya.