Berkat ADK-DD, 59 Kampung di Kutai Barat Kini Berstatus Desa Mandiri

Kepala DPMK Kutai Barat, Erik Fictory mengaku Jumlah Desa Mandiri di Kutai Barat terus bertambah dari 47 desa pada tahun 2023 menjadi 59 desa pada tahun 2024. Selain itu, status Desa Sangat Tertinggal sudah tidak ada lagi. Selasa 4/11/24. Foto: IKN News/Andrew.

IKN News, Kutai Barat – Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terus menorehkan prestasi gemilang dalam upaya pemberdayaan desa. Saat ini, sebanyak 59 kampung dari total 190 kampung di 16 kecamatan telah berhasil mencapai status Desa Mandiri. Prestasi ini menandai langkah maju dalam menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bagi masyarakat desa di seluruh wilayah Kubar.

Sampai tahun 2024, hanya terdapat 4 desa yang masih berstatus Desa Tertinggal, yakni Kampung Lemper, Deraya, Gerunggung, dan Tanjung Soke di Kecamatan Bongan. Sementara itu, 86 desa lainnya telah dikategorikan sebagai Desa Maju.

“Jumlah Desa Mandiri di Kutai Barat terus bertambah dari 47 desa pada tahun 2023 menjadi 59 desa pada tahun 2024. Selain itu, status Desa Sangat Tertinggal sudah tidak ada lagi,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kutai Barat, Erik Fictory, Selasa (4/11/2024).

Berita lainnya:

25 Tahun Kubar: Layanan Air Bersih Capai 91 Persen

Bupati Kubar, FX. Yapan, menambahkan, pencapaian ini merupakan hasil dari peningkatan alokasi Dana Alokasi Kampung (ADK) dari pemerintah daerah serta Dana Desa dari pemerintah pusat yang terus meningkat.

“Selama 8 tahun terakhir, ADK kami naikan dari dulu yang hanya 50 juta sekarang antara 500 juta sampai 2 miliar per kampung. Itu yang dari APBD, belum lagi dana desa, sehingga pembangunan di kampung-kampung itu bisa cepat,” ungkap Yapan.

Menurut Yapan, peningkatan ADK ini telah memungkinkan berbagai infrastruktur penting untuk dibangun, antara lain jalan desa sepanjang 775 meter, 19 jembatan, 27 pasar desa, dan 276 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Baca juga:

25 Tahun Kubar: Layanan Air Bersih Capai 91 Persen

Selain itu, terdapat pula pembangunan 48 dermaga, 7 embung, 21 sistem irigasi, 103 sarana olahraga, 151 sarana air bersih, 68 MCK, 26 Polindes, 48 meter drainase, 278 PAUD, 103 Posyandu, 75 sumur, dan 29 penahan tanah. Semua ini berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat desa.

“Dengan infrastruktur yang memadai, kami tidak hanya meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antar desa, tetapi juga mendukung penyediaan layanan dasar seperti air bersih, listrik, telekomunikasi, pendidikan, dan kesehatan,” tambah Yapan.

Baca juga:

Pemkab Kutai Barat Berhasil Turunkan Jumlah Penduduk Miskin

Selain peningkatan infrastruktur, pemerintah Kubar juga fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa melalui berbagai program pendidikan dan kesehatan. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Desa Membangun (IDM), yang kini menunjukkan bahwa sebagian besar desa di Kutai Barat berada pada kategori maju atau mandiri.
Yapan juga mengajak para kepala kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) untuk terus bekerja sama dalam membangun desa masing-masing. “Kerja sama yang harmonis antara kepala kampung dan BPK sangat penting supaya program pembangunan bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Dengan capaian ini, Yapan berharap semakin memperkuat kemajuan desa yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.

Adv-Diskominfo-Kbr/Andrew

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar