IKN News, Kutai Barat – Kawasan wisata Batuq Bura di kampung Lakam Bilem, kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, dikenal dengan keindahan hutan tropis Kalimantan dan aliran sungai yang jernih di antara bebatuan. Selain pesona alamnya yang memikat, kawasan ini memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor perikanan berkat sumber air yang melimpah.
Melihat peluang tersebut, kelompok pembudidaya ikan POKDAKAN Towong Batuq Bura mengambil inisiatif untuk mengembangkan perikanan berbasis teknologi kolam bundar. Jika sebelumnya mereka hanya menggunakan kolam terpal sederhana, kini upaya mereka mendapatkan dukungan besar dari Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Perikanan.
Pada tahun 2024, Dinas Perikanan menyalurkan bantuan berupa 10 unit kolam bundar full set, 10.000 benih ikan lele, 10 sak pakan benih, dan 12 sak pakan pembesaran kepada kelompok ini. Bantuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi ikan sekaligus mendukung capaian perikanan budidaya di Kutai Barat.
Kepala Dinas Perikanan Pilip, melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kubar, Leli berpesan agar kelompok penerima bantuan menggunakan sarana yang ada dengan baik.
“Manfaatkan bantuan ini sebaik mungkin, dan pastikan untuk melaporkan hasil produksi kepada kami. Data tersebut sangat penting untuk mendukung capaian produksi perikanan budidaya di Kutai Barat,” ujar Leli saat menyerahkan bantuan, Selasa (8/10/2024).
Ia juga menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam siklus produksi. “Setelah siklus produksi selesai, jangan habiskan seluruh hasil untuk kebutuhan pribadi. Sisihkan sebagian untuk diinvestasikan kembali demi kelanjutan produksi di siklus berikutnya,” tambah Leli.
Bantuan kolam bundar dan benih ikan ini menjadi angin segar bagi kelompok Towong Batuq Bura, yang telah lama berupaya mengembangkan budidaya perikanan di kawasan Batuq Bura Lakam Bilem. Dengan teknologi kolam bundar yang lebih efisien dan modern, kelompok ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ikan lele sekaligus memperkuat usaha perikanan mereka.
Selain berdampak pada peningkatan ekonomi kelompok, program ini juga menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kabupaten Kutai Barat untuk memanfaatkan potensi lokal secara optimal, baik di sektor perikanan maupun pariwisata.
Batuq Bura Lakam Bilem tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi kini juga menjadi contoh sukses pengembangan potensi lokal melalui sinergi pemerintah dan masyarakat.
Dengan bantuan kolam bundar dan 10.000 benih lele, kelompok Towong Batuq Bura membuktikan bahwa langkah kecil, jika dijalankan dengan baik, dapat menciptakan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
“Mari bersama-sama mendukung inisiatif ini. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara bijak, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Kutai Barat,” seru Leli.
Program ini menunjukkan bahwa melalui kerja sama dan komitmen, potensi lokal dapat diberdayakan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan menginspirasi daerah lainnya. Batuq Bura Lakam Bilem kini tidak hanya menjadi ikon wisata, tetapi juga pusat inovasi perikanan bagi Kutai Barat.