IKN News, Kutai Barat – Bupati Kutai Barat (Kubar) FX Yapan menyampaikan pidato mengharukan saat menghadiri pelantikan pimpinan DPRD Kubar, di ruang rapat utama gedung dewan, Selasa (22/10/2024).
Pidato ini bukan hanya sekadar sambutan seremonial, tetapi sebuah refleksi dari perjalanan panjang Yapan dalam mengabdikan dirinya untuk Kutai Barat selama lebih dari dua dekade.
Di awal pidatonya, Yapan menyampaikan apresiasi kepada tiga pimpinan DPRD yang baru dilantik. Yakni Ridwai (PDIP) sebagai ketua, Agustinus (Golkar), dan Sepe M (Gerindra) sebagai wakil ketua.
Menurutnya, ketiga pemimpin ini adalah sosok terbaik yang telah dipilih oleh masyarakat. Namun, di balik apresiasi tersebut, terselip pesan mendalam tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam membangun Kutai Barat ke depan.
Pidato ini berubah menjadi lebih emosional ketika Yapan mengingat kembali perjalanan panjangnya sejak Kutai Barat berdiri sebagai kabupaten pada tahun 1999. Yapan, yang memulai kariernya sebagai anggota DPRD hingga menjadi bupati dua periode, mengenang bagaimana segala infrastruktur dan fasilitas di kabupaten ini dibangun dari nol.
“Semua fasilitas dasar yang kita nikmati sekarang adalah hasil kerja keras pendahulu, kalian sekarang ini enak, semua sudah siap, gedung sudah mewah,” ucapnya dengan nada bangga, namun tetap rendah hati.
Namun, Yapan tak dapat menutupi kesedihannya ketika menyebut bahwa ada sebagian anggota dewan yang seakan melupakan jasa-jasanya. Meski demikian, ia dengan lapang dada menerima kritik yang diarahkan kepadanya.
“Saya mengabdi mulai dari berdirinya Kutai Barat sampai detik ini. Walaupun ada yang mengatakan karya saya tidak ada, saya terima dengan ikhlas,” ujarnya sambil mengajak semua pihak untuk menjaga demokrasi yang bermartabat.
Pidato ini juga diwarnai dengan ungkapan rasa terima kasih dan permintaan maaf yang tulus. Yapan, yang pernah tiga kali menduduki jabatan ketua DPRD sebelum menjadi bupati, merasa tersentuh mengenang kerja sama dan kenangan dengan para koleganya.
“Mohon maaf beribu maaf, ampun beribu ampun kalau saya ada kesalahan ataupun keluarga saya. Dengan keikhlasan kalian memaafkan saya, maka saya merasa bahagia. Dan memang ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhir,” katanya.
Di akhir masa jabatannya, Yapan berharap agar segala kekurangan selama kepemimpinannya dapat dimaafkan.
“Saya dan istri memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kita seperjuangan, ini kampung kita, mari kita jaga bersama,” katanya, menyentuh hati para hadirin yang mendengarnya.
Yapan juga mengingatkan pentingnya kejujuran dalam menjalankan tugas, sebuah pesan kuat yang ia sampaikan kepada para pemimpin yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa depan.
Di akhir pidatonya, Yapan membagikan refleksi filosofis tentang kehidupan.
“Hidup ini seperti bunga yang sedang mekar. Ketika mekar, banyak kumbang yang datang, tetapi ketika bunga layu, kumbang-kumbang itu pergi. Begitu pula dengan hidup kita. Semoga kita sukses semua, kesombongan itu akan sirna di dalam usia,” tuturnya, yang membuat sejumlah hadirin menitikkan air mata.
Yapan menutup pidatonya dengan harapan bahwa masa depan Kutai Barat ada di tangan para pemimpin baru. Ia berharap warisan yang telah ditinggalkannya dapat terus dikembangkan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
“Saudara sekalian masih panjang, kalian masih muda, saya sudah berakhir, tapi saya tetap berdoa supaya kalian bisa bertugas sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya,” imbuhnya.
“Saya minta apa yang kita ketahui jangan sampai lain yang kita ucapkan. Kelalaian kelemahan kita, kita akui dan kita evaluasi bersama tidak ada hujat menghujat karena tidak ada yang lebih istimewa dari hidup ini. Saya titip nasib Kutai Barat di tangan Anda,” pungkasnya.
(Adv-Diskominfo-Kbr/Andrew)
1 Komentar